Minggu, 11 Desember 2011

DENPASAR

Tahun 2010 saya dua kali ke Bali, dan selama di Bali saya menginap di Werdhapura Village Centre di Sanur. 
Hotel ini milik kementerian PU yang dikelola oleh Dirjen Penataan Ruang, lokasinya di Jalan Danau Tamblingan sampai kebibir pantai Sanur, hotel yang bersih, rapi dan asri dengan arsitektur Bali.Pagi sebelum sarapan saya kepantai Sanur yang masih sunyi, terasa kedamaian dan kenyamanan, pagi siang dan malam saya kemanapun tidak pernah ada gangguan.
Saya juga mencoba berjalan sendiri malam di pantai Sanur menyisiri pantai dan ternyata tidak ada gangguan sedikitpun.                  Kesempatan di Bali juga sayamanfaatkan untuk jalan-jalan ke Garuda Wisynu Kencana dan Tanah Lot, Bali memang indah dan damai.Selama di Bali terasa biaya hidup tidak besar, karena dimanapun saya makan makanan halal karena saya Muslim harganya sangat wajar dan malah tergolong murah.Membeli oleh-oleh di Bali juga banyak pilihan dan saya belanja di Agung Bali, ternyata disana lengkap mulai dari cendera mata sampai makanan khas. Sewaktu belanja saya mencari baju dengan merk Agung, pelayan bertanya kenapa dicari nama Agung, saya jelaskan itu nama anak saya, pelayan nanya lagi memangnya bapak orang Bali dan kalau boleh tahu nama bapak siapa, saya menjawab nama saya Indra Sakti, 
lantas pelayan menatakan bapak pasti orang Bali.                                                                         
Saya mengangankan seandainya dimanapun di Indonesia ini seaman tentu kita semua sangat bahagia, tidak ada tawuran antar mahasiswa, tidak ada tawuran pelajar, tidak ada copet, tidak ada pemalakan oleh preman.  Bali memang indah, pantas saja dimanapun orang didunia ini sangat menyukai Bali, sehingga turis mancanegara tidak banyak yang tahu kalau Bali itu di Indonesia, kebanyakan mereka mengenal Bali seperti mengenal Hawaii, dan banyak orang tidak tahu Hawai itu diAmerika.                                   Di Bali saya juga sempat berkunjung ke kantor Badan Lingkungan Hidup Denpasar, Kantor ini dipimpin seorang Bangsawan Bali namanya Agung. Pak Agung bercerita kepada saya sewaktu Walikota Denpasar dilantik, Walikota bertanya kepada Sekretaris daerah " Pak Sekda, bapak sediakan anggaran berapa untuk beli kendaraan dinas saya" Sekretaris daerah menjelaskan bahwa anggaran disediakan cukup banyak. Lantas Walikota mengatakan " Pak Sekda belikan saya mobil dinas satu Kijang Inova saja dan sisanya belikan truk sampah.   Ini menyebabkan para pejabat eselon II mobil dinasnya hanya Suzuki APV.
Betapa pedulinya Walikota terpilih terhadap kebersihan dan lingkungan, mudah-mudahan banyak lagi walikota-walikota seperti beliau dimasa mendatang                         

Senin, 05 Desember 2011

Uji Coba Pemanfaatan TPA Regional Payakumbuh

Hari Senin 5 Desember 2011, saya bersama tenaga ahli konsultan yang melakukan kajian peningkatan pengelolaan TPA UPTD menjadi BLUD,dari Direktorat PPLP Kementrian Pekerjaan Umum, melakukan peninjauan ke TPA Regional Payakumbuh.
TPA Regional Payakumbuh ini belum beroperasional secara resmi karena menunggu pembentukan kelembagaan oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, serta belum terlaksananya fasilitasi pembahasan kerjasama pemanfaatan oleh pemerintah provinsi Sumatera Barat terhadap daerah yang bekerjasama.
Uji coba yang dilaksanakan Bidang Kebersihan Dinas Tata Ruang dan Kebersihan kota Payakumbuh, ternyata sungguh sangat mengecewakan dan membuat kita sangat sedih.
Sampah tidak dibuang melewati jalan menuju sel sampah, tapi dijatuhkan ditebing sel sampah yang dilapisi geo membran dan geo textil, yang mengakibatkan geo membran sobek dan geo textil hancur sama sekali.
Sampah yang diratakan juga tidak dilaksanakan penimbunan setiap hari sehingga populasi lalat tidak dapat diputus, dan kolam pengolahan lindi tidak dapat melakukan proses pengolahan dengan benar yang menyebabkan air yang dilepas kesaluran umum berwarna hitam pekat dan bau menyengat.
Pembangunan infrastruktur persampahan yang begitu mahal dibiayai oleh kementerian Pekerjaan Umum menjadi sia-sia seketika karena kecerobohan dan ketidaktahuan pemanfaatan yang dilaksanakan.
Saya masih ingat Kasubdit Pengaturan Direktorat PPLP Kementrian PU ibu Endang Setyaningrum sewaktu acara pembahasan pembentukan kelembagaan TPA Regional di Hotel Pangeran Padang tanggal 2 November 2011 mengatakan kita sudah sangat lelah mengurus TPA Regional dan kita sangat sedih melihat infrastruktur yang dibangun di TPA Regional BANGLI hancur dan rusak karena kesalahan operasional.
Kita semua lelah mengurus kelembagaan TPA Regional Payakumbuh yang tidak kunjung terselesaikan karena pemerintah provinsi Sumatera Barat sebagai fasilitator tidak fokus dan terkesan sangat lalai, ternyata kota Payakumbuh sendiri yang melakukan uji coba pemanfaatan malah merusak infrastruktur yang ada.













Kita semua perlu manyadari kesalahan yang telah diperbuat dan belajar lagi tentang SOP TPA Sanitarry Landfill , sehingga investasi yang begitu besar untuk mewujudkan lingkungan yang bersih dipelihara dengan benar dan semua kita secara pribadi punya tanggungjawab untuk memelihara. Pada gambar diatas dapat dilihat  kesalahan operasional dan akibat yang ditimbulkan.